Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Pengikut

Selasa, 24 Januari 2012

Jujur saja kurang pahan dengan arti sebenarnya. Tapi saya mencoba menterjemahkannya melalau wikipidea yang artinya kedalaman ruang. Ruang apaan? heheheheheheh


Sebuah photo, karena pengaruh fokus lensa, walau di setting all focus, kadang memiliki perbedaan ketajaman. Untuk medapatkan ketajaman yang sama rata, terutama pada pengambialn objek landscape diperlukan setting tertentu pada kamera. Ada 3 point yang harus diperhatikan dalam urusan rata-tidak ratanya gambar yang dihasilkan :


1. Diafragma
Pengunaan diagfragma yang lebar, akan menajamkan gambar pada titik tertentu/fokus. Sedang pengunaan diafragma yang kecil, relatif akan membuat kesan tajam pada titik tertentu itu menjadi pudar. Disarankan untuk menggunakan di 2 digit diafragma untuk memberi kesan depth of field yang baik.

2. Jarak dengan objek
Jarak yang dekat, membuat pengaruh tampilan bidang objek satu dan lainnya berbeda. Apalagi bidang antar objek memiliki jarak relatif jauh dengan dengan jarak lensa. Jarak yang relatif jauh memudarkan jarak antara objek yang satu dengan yang lain terhadap kamera. Oh ya, jarak yang dimaskud disini bukan jarak ke samping, tapi jarak depan-belakang. Bukan kiri kanan.

3. Lebar lensa yang kita gunakan.
Semakin lebar (wide angle) lensa yang kita gunakan, semakin menambah kedalam ruang yang kita peroleh. Ingat bahwa tujuan photo kita kali ini adalah tujuan photo landscape. maka disarankan untuk menggunakan lensa-lensa yang memiliki ukuran wide angle lens atau kalau bisa super wide angle lens.

Teknik Hyper focal distance kadang dipakai untuk memperoleh kedalaman ruang yang baik Mengenai teknik ini akan saya tulis pada tulisan yang lain.





Minggu, 22 Januari 2012

Untuk anda yang sangat tertarik untuk mendalami photography, mungkin beberapa tips ini bisa menjadi pertimbangan sebelum memilih kamera. Tentunya kamera yang dipilih adalah kamera DSLR. Bukan kamera saku (pocket) digital biasa. Berikut tips aman sebelum memutuskan untuk mengambil sebuah kamera DSLR.


1. Budget
Ya pastikan anda memiliki budget yang cukup untuk menentukan beberapa pilihan. Jangan sampai terjadi semua barang yang ada di rumah kita jual, atau ngutang kesana kemari sebelum membeli kamera. Ingat bahwa kamera memiliki masa pakai. Jadi pastikan budget yang anda sediakan adalah budget tanpa penyesalan. :)
Penting untuk mempertimbangkan masalah budget, karena photography ini pasti sifatnya musiman juga. Sekarang mungkin sedang ramai, dan akan mencapai booming. Namun suatu saat musin ramai ini pasti akan turun dan berganti musim yang lain (hehehehehehehee....)....

2. Kamera Bekas
Kamera bekas dapat saja menjadi alternatif untuk acara belajar photo-memfoto.
Yang perlu diperhatikan dalam memilih kamera bekas adalah :
- Bodi kamera secara nyata masih komplit, bersih (tidak berjamur dan erosi lainnya)
- View finder, atau tempat "intip" terlihat jernih, tidak berdebu
- Buka tutup depan kamera, dan pastikan cermin dan ruang yang ada disekitarnya besih dan bebas jamur.
- Angak-angka digital masih terlihat jelas, tidak terdapat embun dan jamur
- .Shutter Release masih empuk dan bisa digunakan setengah tekan, (maksudnya bila kita pasang lensa di kamera dan lensa tersebut di setting otomatis, fokus lensa masih bisa berjalan otomasis dan bergerak secara wajar)
- Kaca display OK
- Menu terbaca dengan baik
- Semua tombol berjalan baik
- Nota pembelian (bila ada, namun kadang merepotkan)
- Tanyakan jumlah Shutter count yang sudah terpakai.
Atau anda bisa mengeceknya sendiri di beberapa situs yang menyediakan software untuk itu. Karena saya yakin penjula akan mengatakan "tidak tahu"...:))
- Pastikan anda mendapatkan garansi pribadi (paling tidak 1 minngu) untuk menghindari penipuan/kecurangan.

3.Fungsi, bukan sekedar gaya
Ini menurut saya hal yang terpenting dalam memilih kamera. Karena bagaimanapun juga kamera adalah hanya sekedar alat. Dan semuanya akan kembali tergantung pada pengguna alat. Belum tentu kamera berfitur canggih menghasilkan gambar yang bagus. Saya sudah menyaksikan banyak photographer dengan kamera canggih ditangannya, namum menghasilkan gambar/photo yang "biasa-biasa" saja. Dan banyak pula photographer pemula dengan kamera bekas termurah yang menghasilakn photo "luar biasa". ))

4. Pilih recommended seller.
Untuk yang terbiasa dengan transaksi online pasti memiliki referensi recommended seller yang terpercaya dalam transaksi-transaksi seperti ini. Untuk situs-situs seperti bejubel.com, kaskus.com atau toko-toko online lain, jangan lupa menggunakan rekening bersama, atau jalan yang paling aman adalah ketemu langsung dengan pembeli. Untuk toko-toko online seperti fokus nusantara, bhineka.com dan lain-lain saya pikir sudah tidak perlu dipermasalhkan lagi. Atau kunjungi toko-toko kamera di kota anda, Jangan malu untuk bertanya. Karena itu hak anda sebagai pembeli. Pastikan anda mendapat keterangan sebanyak-banayaknya mengenai suatu produk.

5. Merk
Merk tertentu memiliki keunggulan tertentu. Merek lainnya memiliki keunggulan tersendiri. Ada yang fanatik menggunakan merk ini, ada seneng menggunkan merk itu. Tidak perlu khawatir.dengan merk. Karena bagaimanapun juga tujuan akhirnya adalah photo/gambar. Dan program-program paska produksi seperti photoshop sudah hampir tidak bisa membedakan ini hasil dari kamrea ini, itu hasil dari kamera itu. Kembali ke option "alat hanya sekedar alat" di atas. Mungkin pertimbangan jangka panjang bisa digunakan untuk memeilih merk. Karena beberapa merk menjual "sedikit" lebih mahal kelengkapan up grade-nya. Seperti lensa, accesories dan lain-lainnya. Tapi ini hanya untuk tujuan jangka panjang.

selamat berphoto-photo ria..


tulisan ini saya ambil dari blog saya di : http://tekniksederhanafotografi.blogspot.com/


Sabtu, 21 Januari 2012

Hari itu sudah diniatkan untuk berangkat ke pelabuhan penyeberangan  di ujung timur pulau Bali. Padang Bay namanya. Jaraknya lumayan jauhlah dari Denpasar. Tapi sejak jalan IB Mantra dibuat, waktu tempuh ke pelabuhan Padang Bay kurang lebih hanya 1 jam.

Seperti biasa ide untuk mendapatkan gambar pelabuhan saya dapatkan dari flikr.com. Berharap mendapatkan sesuatu yang lain dari photo-photo yang pernah saya lihat sebelumnya. Karena (mungkin kerena saya tidak pernah melihat) sangat jarang objek pelabuhan di abadikan di situs-situs photo sharing on-line.

Seperti biasa dengan naik motor andalan, saya berangkat. Agak siang memang, ya biasa hari libur. Jadi semua jadwal pagi dihapus. Sebelumnya saya sudah pernah menyusuri jalan IB Mantra, dengan niat mencari objek landscape. pantai yang jelas. Namun dari sekian lama di Bali, saya baru sadar kalau sebagian besar pantai di sisi timur bali berpasir hitam, tidak seperti Kuta atau Sanur, yang berpasir coklat. Agak sedikit berkurang eksotisnya. Tapi tetap saja, saya mengambil berpuluh-puluh gambar diberbagi tempat. Dan hanya beberapa yang agak lumayan.

Sambil mengingat-ngingat kembali lokasi yang pernah saya lalui, dan tentunya berniat mampir, saya menyusuri jalan itu. Beberpa tempat kemudian saya singgahi. Mengambil beberapa photo. Dan melanjutkan perjalanan.

Hari menjelang sore ketika saya sampai di pelabuhan Padang Bay.Tidak terlalu ramai sore itu. Hanya terlihat 1 kapal sedang sandar, menurunkan muatan. Dan sperti biasanya kapal penumpang penyeberangan lainnya, kapal tersebut menaikan muatan lagi. Kurang lebih terjadwal 1 jam, untuk masing-masing bongkat dan muat. Dalam proses pengamatan inilah, saya berpikiran untuk menggunakan teknik long shutter speed untuk mengabadikan aktifitas kapal, pelabuhan dan air.



























Long shutter speed, digunakan untuk mendapatkan deep of field yang lebih pada sebuah objek. Tujuan saya menggunkan teknik ini, untuk mem-bekukan air laut, sehingga tampilan photo yang diperoleh berbeda dari sekedar pengambilan photo dengan teknik biasa.

Hari yang masih cukup terang membuat saya menggunakan bantuan filter ND. Jujur waktu itu saya belum membeli yang GND. Saya gabungkan 0.9, 0.6. 0.3 semuanya sekaligus, untuk mendapatkan maksimum long shutter speed yang bisa diperoleh. Tidak lupa menggunakan tripod. Dan tentunya sedikit gaya ala profesional. :).....


Selasa, 17 Januari 2012

Munpung baru nulis sedikit masalah filter, Saya ingin menambah beberapa informasi mengenai filter yang saya gunakan.

Saya menggunkan filter berbentuk kotak. Biasanya disebut sebagai seri-P dan seri Z. Seri P yang saya pilih, mempunya ukuran 100X100 mm beserta rumahnya. Filter tipe Neutral Density ND). Maksudnya untuk menyerap rata sinar yang datang dari depan lensa. Besarnya serap-serapnnya (hehehehehe) dihitung dengan stop. Saya memilih yang mempunya ukuran 0.9, 0,6, dan 0,3 (3,2,1 stop). Dan satu set z-series, Graduated Neutral Density (GND), masih berbentuk kotak 150X100mm beserta rumahnya. maksudnya untuk menyerap 1/2 sinar yang datang dari arah depan lensa. Ini untuk mempertahankan detail gambar latar depan. Besar stop saya pilih standar 0.9, 0.6 dan 0.3..tipe soft..

Mengapa memilih filter jenis ini. Pertanyaan yang jawabannya saya temukan di flickr.com dan You Tube. ...:))

Rumah filter dipasang dengan sistem kunci yang menempel aman pada ring yang terderat di ujung lensa. Bila kita tidak mau melepaskan filter UV yang bertujuan melindungi lensa, rumah filter masih bisa terpasang dengan baik. Fungsi rumah ini, untuk menempatkan filter. Karena sifatnya hanya semacam rumah, kita bisa mengganti-ganti filter secara cepat dan ekonomis. Tidak seperti filter yang berderat dan bebentuk lingkaran. Kita harus memiliki banyak filter dengan ukuran sesuai dengan besar lensa yang kita miliki belum ditambah bila kita memiki berbagi macam ukuran. Dalam bentuk standar set, rumah filter bisa memuat 3 buah filter secara bersamaan.

Dengan sistem Z dan P series juga, kita hanya perlu membeli 1 set filter dan rumahnya, namum harus memiliki banyak ring adapter sesuai dengan jumlah lensa yang kita miliki. Tapi harga ring yang jauh lebih murah, menjadi pilihan yang masuk akal ketimbang filter bentuk yang lingkaran.

Untuk merk, saya sarankan untuk memilih merk dengan kualitas tengah seperi Hi-tech, beruntung bila kita bisa memiliki set Lee filter atau Singh Ray.. Harga masing-masing filter yang saya sebutkan adalah bebanding 2 kali...Referensi untuk pilihan kualitas filter bisa juga diperoleh di flikr.com


Seperti biasa, kalau jenuh udah di ubun-ubun, mata pun susah untuk pejam. Malam pun begitu cepat berlalu di depan layar, hanya televisi yang menolongku hanya komputer yang menjadi teman.

Malam pun tak terasa sudah beranjak pagi. Jalanan mulai di lewati kendaraan satu-satu. Suara-suara orang pun sudah mulai terdengar. Malampun beranjak terang.

Sanur seperti biasa menjadi tujuan, garis langit sudah mulai terlihat jingga. garis-garis terang membawa pengharapan mendapatkan gambar yang bagus. Motorpun ku kebut, agar tidak ketinggalan momen. Udara pagi yang dingin, tidak lagi kurasakan. Sambil bergaya seperti pembalap, akupun menuju ke arah Sanur.

Pantai ini memang sudah ribuan kali (asli bohong!!) ku kunjungi. Mungkin setiap seluknya sudah aku hapal. Setiap sudutnya sudah aku pahami. Sehingga kapan waktu tepatpun (mungkin) sudah bisa aku pastikan. Cuma satu hal yang jelas aku lupa. Tidak mencatat dalam ingatku pergerakan laut. Maksudnya. ...waktu aku datang air laut sadang surut....padahal harapan ingin photo ombak sanur yang bagus pecahnya...
hmmmmm..........

Sambil menyesali waktu yang aku pilih untuk datang ke pantai itu, akupun duduk di tepinya. Sekedar melihat dan melihat orang-orang yang menikmati sinar pagi yang meranjak muncul dari arah timur. Pagi itu begitu cerah. Matahari tidak tertahan awan. Sinarnya langsung merambat, menerangi hamparan langit dan laut. Begitu pula dengan pemandangan pantai. Suasan yang pertama sedikit redup, menjadi terang kekuningan, menimbulkan warna pagi yang hangat dan memberi ide.






























Ya, ide kadang datang ketika kita mengingat akan sesuatu. Bukan berati tempat yang sudah ribuan kali kita temui, Sudah habis ide-ide, gambar-gambar bagus yang kita bisa peroleh. Tidak. Untungnya alam memberi warna lain untuk setiap saat yang kita temui. jadi setiap saat ada harapan dan harapan itu pasti ada disetiap saat. ( :))...)
Setelah memarkir sepeda motor, jalan aspal yang terhampar sedikit menurun. Masih dengan tas selempang dan tripos, saya menuruninya. Persis di ujung jalan menuju tempat parkir menyambut tulisan Padang-Padang Beach.

Padang-Padang Beach adalah salah satu panati di Ungasan, Jimbaran. Masih searah dengan Dream Land Beach. Tipe pantainya sama, berpasir putih dan berdinding karang tajam. Hanya terdapat bagian pantai yang sedikit agak lebar di bandingkan Drean Land. 


Pantai ini juga terkenal dengan ombaknya, salah satu prefer beach untuk para surfer. Pada tanggal-tanggal tertentu, ketika air agak ke laut, pantai akan lebih ramai dengan para surfer.

Sebelum memasuki pantai, saya harus menurununi anak tangga yang menembus batu karang. Jaraknya lumayan lah untuk mengengah-engahkan nafas, tidak pada waktu turun tentunya, tapi nanti ketika akan pulang mendaki.





























Hamparan pasir itu sudah menyambut, ketika kaki merasakannya, Sedikit agak kurang bersih karena jejeran pedagang acung sudah menetap, dan berjualan di sana. Lalu saya langkahkan kaki kearah dalam sambih melihat ke kiri dan kekanan. Sesekali memandang jauh ke arah pantai, menatap langit dan berimajinasi. Kira-kira sebelah mana lagi yang belum di ekloitasi. Photography memberi keleluasan berkreasi, karena setiap moment adalah karya, dan momen itu terhitung dalam detik, bayangkan betapa luas waktu yang saya miliki untuk berkarya.

Ke arah dalam kaki ini melangkah, sambil melihat apa yang bisa saya abadikan. Beberapa photographer sedang beraksi juga saat itu. namun dengan objek portrait model. Beberapanya juaga terlihat memaksa memphoto dan menghadapkan kameranya ke arah langit yang berlatar matahari. Ada pula yang berteknik strobis dengan falsh yang bertengger ditiangnya. Mantap. Karena objek kita berbeda, saya hanya mengamati mereka sejenak, melihat apa yang mereka lakukan dan berlalu.

Hanya sepanjang jalan itu saya berfikir, apa bagus photo menghadap langit cerah? Jawabannya tentu tidak. Avoid matahari adalah  pilihan yang tepat ketika kita tidak di tunjang alat yang memadai atau belum cukup paham dengan bagaimana mengakali sinar matahari.Dan cara mengakali sinar matahari adalah menghindar dari sinarnya. :))

Ini adalah hasil saya menghindah dari matahari. Masih dengan filter GND 0.8+0,3 saya menantang langit tanpa sinar matahari. Jujur saya tidak mau melawan sang sinar, karena saya pun akan kalah dan pulang membawa kecewa.



Kamis, 12 Januari 2012

Kalau kita sering bermain photo landscape. Ada suatu saat kita mendapati hasil gambar/photo kita begitu over exposure, sehingga photo editing semacam photoshop pun "nyerah". Atau ada kalanya kita menemukan hasil dimana benda-benda yang menjadi objek depan (foreground), berbayang, sehingga sewaktu kita berusaha untuk "mem-balance-kan". gelap-terangnya, benda tersebut nampak noise. Hasil yang harus kita hindari untuk setiap photo yang kita hasilkan. Lalu bagaimana teknik untuk menampilkan keseluruhan gambar rata cahaya.

Seperti pernah saya tulis di tulisan sebelumnya. Photograpi (menurut saya) adalah teknik bagaimana mengatur cahaya yang masuk ke dalam lensa kamera.

Bila kita mendapati objek yang kita cari memiliki latar belakang cahaya yang terus menerus, continuing light, seperti cahaya matahari, lampu dan sebagainya, kemungkinan besar objek yang berada di depan sumber cahaya tersebut akan berbayang. (sebut kelabu) akibat pantulan dari cahaya tersebut yang mengenai objek. Tentunya kita ingin menampilkan juga dong latar depan objek.....

































Nah, ada beberapa cara yang bisa kita terapkan :

1. Cari objek lain....:))

2. Bermain dengan angle yang berbeda.
Untuk menghindar dari cahaya berlebih, kita bisa menghindari sumber cahaya memasukan cahaya yang berlebih ke dalam lensa. Gampangnya mencari angle yang tepat. Selama hasil dan cahaya masih proporsional, teknik sederhana ini bisa digunakan.

3. Fill dengan cahaya
Cara ini umumnya digunakan untuk teknik photo portrait. Prinsipnya kita menambahkan cahaya pada objek, sehingga cahaya yang ada di depan objek, dan yang bersumber dari belakang objek menjadi relatif seimbang.


4. Dengan menggunakan filter.
Filter bisa digunakan untuk photo portrait, juga sangat umum digunakan untuk photo landscape.
Khusus untuk tulisan ini saya akan membahas sedikit masalah filter. (Maklum memang baru sedikit tahu...)

Secara garis besar fungsi filter adalah sama dengan prinsip yang digunakan dalam fill light. Hanya saja filter menahan cahaya yang datang dari arah belakang objek. Tujuannya juga untuk menyeimbangkan intesitas cahaya yang ada di depan maupun di belakan objek.


Saya menggunakan 2 macam filter untuk photo landscape. Mengapa hanya 2 macam filter? Tentunya pilihan ini berdasarkan referensi yang saya tonton di you tube. Dan prinsip ekonomis.


1. Neutral Density (ND) Filter
Secara sederhana saya menyebutnya sebagai filter untuk "meredam" cahaya yang masuk kedalam lensa. Berwarna hitam-kelabu. Dengan filter yang tersebar sama rata diseluruh permukaan filter. Fungsinya mengurangi 1/f stop. Ada beberapa ukuran "redaman cahaya", mulai dari 1 stop, 2 stop, 3 stop dst..dst..dst..Tentunya pemilihan berapa stop yang cocok, adalah sesuai dengan pilihan kita. Filter yang saya gunakan saat ini adalah 1-3 stop.


2. Graduated Neutral Density (GND) Filter
Sama seperti filter ND, GND berfungi juga untuk meredam cahaya, namun untuk filter ini dibuat Graduated, yang kurang lebih artinya "setengah hitam-setengah putih", ada bagian yang memiliki warna/filter ada bagian yang netral.


Ini sebenarnya ilmu "potong kompas yang saya dapat dari browsing". Tentang bagaimana caranya menggunakan filter-filter tersebut. Karena jujur saja, jarang sekali orang yang mau berbagi ilmu.

Silahkan klik disini http://leefilters.com/index.php/camera/ndgrads untuk mendapatkan tutorial matering sederhana...

happi shooting

Sabtu, 07 Januari 2012

Alternatif lain dari photo landscape adalah mengabadikan gambar/photo bangunan. Selama tema-nya masih soal pemandangan, saya pikir, objek bangunan bolehlah di kategorikan photo landscape.





Melihat beberapa contoh photo untuk objek ini di flickr.com, umumnya cara, sudut pembagian cahaya dan lainnya sama saja dengan teknik photo landscape pada umumnya. Namum mungkin yang penting disini, objek bangunan adalah fokus utama. Jadi pilihannya bisa all focus atau focus pada objek. Perhatikan juga arah cahaya dan latar belakang. Karena akan menentukan detail yang kita peroleh.

 Selamat mencoba...










Kamis, 05 Januari 2012

Pernah suatu ketika di salah satu group flikr.com, dibuat challenge. Tantangannya adalah menampilkan gambar "di kotamu" (your city). Begitu kira-kira.

Saya berdiam di Denpasar. Ibu kota provinsi Bali. Namanya mungkin kurang terkenal dibanding objek wisata yang ada di sebagian besar pulau Bali itu sendiri. Saya sendiri sudah lebih 30 tahun di sini.
Sebagai pusat pemerintahan, pusat perdagangan dan pusat-pusat lainnya, kota Denpasar sungguh beranjak sangat pelan. Sangat sedikit perkembangan semenjak 20 tahun yang lalu. Kotanya sendiri dibangun dari pusat kerajaan-kerajaan kecil Badung namun bukan merupakan salah kota tua yang dibangun Belanda. jadi tidak terlihat tatakota yang tersusun rapi. Singaraja malah merupakan salah satu kota tua yang dibangun Belanda.





























Apa yang menarik dari Denpasar. Setting-an kota-kota di bali memang di bangun sesuai budaya masyarakat Bali itu sendiri. Jangan berharap dapat melihat bangunan lebih dari 4 lantai. (Kecuali Hotel Bali Beach). Jangan pernah berharap melihat bangunan super mall megah dengan segala fasilitasnya. Karena memang bukan kearah sana kota-kota di Bali dibangun.

City scape kota Denpasar sedikit menggambarkan bagaimana bagunan-bangunan atau tepatnya rumah-rumah masih tetap bertahan di tengah kota.


Saya mendapatkan gambar ini dari atas pasar di tengah kota. Pemikirannya sederhana. Karena konsep landscape yang saya anut adalah mendapatkan areal gambar seluas-luasnya, dan menagkan pemandangan sebanyak-banyaknya. Pilihan naik bangunan yang tertinggi di tengah kota menjadi penting.

Mau mencoba?




Selasa, 03 Januari 2012

Menangkap mement.
Saya tidak tau tau harus menulis apa. Silahkan di simak saja photo-photonya. Tapi harap maklum karena amatiran, jadi ya photo amatiran. :)





Orang biasa menyebutnya "Golden Moments". Waktu setengah jam sebelum dan sesudah sun rise atau sun set. Banyak photographer amatiran, seperti saya, kadang melupakan moment itu. Padahal saat-saat ini, lensa masih bisa menangkap mement tanpa filter. Tanpa filter!...bonus dari alam yang bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya demi hobi..Ini biasanya karena cahaya matahari sudah (sedang tepat-nya) tidak se-keras bila hari sudah siang, atau masih sore. Jadi hampir keseluruhan pemandangan yang kita ingin abadikan, bisa rata cahaya. Tanpa pusing dengan matahari lagi. Hanya memang perlu sedikit sabar dan perhatian juga posisi dan lokasi.

Jadi untuk para landscaper yang masih belum memiliki filter, atau belum mau bermain fully manual, mesti menunggu saat ini. Karena jujur saja, sering terlihat sudah banyak para pengambil gambar pulang, bahkan sebelum matahari terbenam.



 Saya putuskan untuk mengamati sejenak, jeda waktu antara ombak besar dan kecil yang biasanya datang dengan ritme tertentu. Setelah hitung-hitungannya pas, saya amati tempat-tempat yang bisa saya pakai untuk berjalan dan menunggu ritme-ritme ombak yang datang....


Sore itu dengan semangat 45, saya berangkat menuju Dream Land. Sebuah pantai di daerah Pecatu, Jimbaran. Jaraknya kurang lebih 10-11km dari kota Denpasar. (maaf cuma tebakan jarak, kalau kurang deket, atau kurang jauh mohon dimaafkan). Di kawasan wisata menuju ke arah Pura Ulu Watu.

Pantai ini begitu terkenal di Bali dan sekitarnya, karena namanya. Karena "Dream Land" itu bukan nama tempat/asal. tapi nama jadi-jadian. Beda seperti Sanur, Kuta, Seminyak yang memang adalah nama daerah tersebut. Nama ini sengaja di pakai mungkin untuk promosi kawasan tersebut. Saya yakin suatu saat kawasan ini akan menjadi kawasan privat yang luar biasa. Yang mungkin juga suatu saat, orang-orang seperti saya sudah tidak boleh masuk ke kawasan tersebut. Karena privatnya itu. jangan heran, beberapa kawasan pantai di Bali sudah ada yang dikuasai oleh perorangan. Hebat....(hebat yang ngasi ijin...:)))

Dream Land seperti artinya tanah impian, memang adalah tanah impian. Pantai berombak besar, dengan pasir putih dan karang. Tidak terlalu luas daerah tepi pantainya. Mungkin sekitar 20-50 meteran. Warna airnya hijau, sebagian berdinding bukit karang tajam warna cream dan hitam. Jadi tidak seperti Sanur atau Kuta, dengan pantai yang landai, pantai ini agak terpencil, walau sekarang tidak bisa di bilang begitu, dimana kita harus menuruni bukit dulu, sebelum berada di areal keluar masuk pantai. Mungkin beberapa tahun yang lalu, dibutuhkan upaya yang cukup untuk mendapatkan panati ini. Namun sekrang beberapa rumah pantai dan restaurant pun sudah ada di sana. Dilengkapi juga dengan art shop-art shop dan sedikit kelangkapan pantai standar. Bahkan sudah ada penjaga pantai.

Yang paling di cari dari pantai ini (kalau saya) adalah sun set-nya. Bila langit mendung, dan matahari tepat berada di tengah horizon, pemandangan alam pantai ini luar biasa. Sangat luar biasa. Biasanya kondisi ini ada diantara bulan-bulan Maret-April dan Agustus-September.

Di waktu sore kawasan ini akan sangat ramai dengan kunjungan wisatawan. Terutama lokal.

Nah ini pengalaman, yang luar biasa (buat saya).

Sebagai landscaper sejati. (menurut saya loh), Kita harus mendapatkan gambar yang beda setiap waktu kita mengambil gambar di suatu tempat. Walaupun tempat ini sudah kita datangi beberapa kali. Seperti Dream Land mungkin sudah 3-4 kali saya datangi. Mulai dari awal masih dengan lensa kit, sampai sekarang dengan lansa landscape sungguhan :).

Sore itu, ombak agak sedikit tinggi, air sudah agak menjorok ke pantai. Sebenarnya saya agak ragu untuk menuju ke arah dalam pantai, karena khawatir ombak akan naik bila hari menjelang malam. Maklum sebagian pantai di batasi dinding karang. Pilihannya begini. hanya diam di kawasan landai, dan tidak mendaptkan photo yang saya bayangkan, atau menuju ke arah dalam, dengan berharap mendapatkan gambar yang bagus.tapi dengan resiko, tidak pulang, bila air tinggi. Wew...

Ya saya pun ambil resiko itu. Saya berjalan ke arah dalam pantai. Sedikit naek-naek karang, karena air sudah tinggi. Dan mendapatkan lokasi yang saya inginkan. Lokasinya agak sedikit tertutup. Sebenarnya tiidak terlalu jauh dari areal terbuka, sekitar 100-150 m, namun karang besar menutupi pandangan saya ke arah pantai. Ke arah aman.

Tempat ini jarang di kunjungi orang, mungkin karena pantainya yang sempit, dinding karang dan ombak yang besar. Juga agak sedikit tersembunyi. Hanya 2 orang yang saya lihat melintas di tempat itu. Ke-duanya nelayan. Untuk wisata sieh memang kurang menarik. tapi untuk photo, luar biasa.

































Waktu memang berjalan begitu cepat dengan kamera di tangan. Tidak terasa hari sudah beranjak senja. Beberapa gambar sudah saya ambil. Saya tidak sadar ombak semakin tinggi, Karena saya berada di atas karang. Namun perasaan yang tidak enak sedari tadi, memaksa saya menuruni karang dan berjalan kembali ke arah pantai. Benar saja. Pantai sudah mulai tertutup air. Dengan ombak pantai selatan dan dinding karang yang tajam, berjalan di dareah itu sangat beresiko. Sudah terfikir untuk menginap. Suatu hal yang tidak pernah saya lakukan di tepi pantai, di atas karang dan perlengkapan yang sekedarnya.

Ya saya harus pulang...dan tentunya berfikir

Saya putuskan untuk mengamati sejenak, jeda waktu antara ombak besar dan kecil yang biasanya datang dengan ritme tertentu. Setelah hitung-hitungannya pas, saya amati tempat-tempat yang bisa saya pakai untuk diam dan menunggu ritme-ritme ombak yang datang.

Dan sayapun mulai berlari-lari. Pasir pantai yang basah dan rasa sedikit khawatir, dibebani ransel dan kamera yang belum saya masukan, itupun masih di ujung tripod, menambah berat langkah. Beberapa kali saya ucapkan nama Tuhan, dan kata-kata penyemangat untuk terus berlari dan berusaha, menuju karang-karang yang sudah saya hitung bisa saya capai sampai jeda ombak besar datang....berlari dan berlari

Ya, Tuhan masih berada di sana. Rencana itupun berjalan sesuai perhitungan. Alhamdulillah......
Pengalaman yang mendebarkan....